DERMASVIT INDONESIA // Distributor Produk Estetika terpercaya sejak 2016
Ascorbic acid termasuk salah satu vitamin yang larut dalam air. Ascorbic acid bekerja sebagai koenzim dan memegang peranan penting dalam pembentukan substansi antar sel dan jaringan kolagen yang merupakan bagian dari jaringan ikat.
Pengobatan defisiensi Ascorbic acid, jika pemberian secara per oral dikontraindikasikan.
Dewasa: 100-200 mg, 1- 2 kali sehari selama beberapa hari. Pada kasus yang berat, dapat diberikan dosis 1000-2000 mg sehari. Pemberian dapat dilakukan secara intravena (IV), intramuskuler (IM), dan subkutan (SC). Pemberian secara IM lebih disukai; bila diperlukan pemberian secara IV, maka dapat dilakukan injeksi dengan perlahan-lahan (injeksi IV yang cepat dapat menyebabkan pusing meski sementara).
Penderita yang hipersensitif terhadap Ascorbic acid.
• Penggunaan dosis besar dapat mengakibatkan kenaikan kadar asam oksalat dalam urin dan mungkin dapat terjadi pengendapan Ca oksalat pada ginjal.
• Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal dan/atau penderita dengan riwayat batu ginjal.
• Hati-hati penggunaan pada penderita defisiensi glucose-6-phosphate-dehydrogenase (G-6-PD) karena dapat terjadi hemolisis.
• Penggunaan pada pasien dengan zat besi berlebihan maka berikan Ascorbic acid dengan dosis minimum. Ascorbic acid dapat menaikkan absorpsi zat besi, sehingga Ascorbic acid dosis besar dapat berbahaya terutama pada penderita hemokromatosis, talasemia, polisitemia, leukemia, atau anemia sideroblastik.
• Ascorbic acid dosis besar juga dapat mengakibatkan krisis 'sickle cell’.
• Rasa sakit dan tromboflebitis (jarang) yang berhubungan dengan iritasi kimia dapat terjadi di sekitar vena pada pemberian infuse Ascorbic acid dosis tinggi yang cepat.
Lelah, sakit kepala, insomnia, hot flushes, mual, muntah, kramperut. Sakit yang bersifat sementara serta bengkak pada tempat suntikan secara IM dan SC. Pemberian secara IV yang cepat dapat menyebabkan pusing dan pingsan. Pemberian dosis besar dapat menyebabkan diare. Dosis lebih dari 600 mg dilaporkan mempunyai aksi diuretik.
• Pemberian Ascorbic acid dengan antikoagulan secara bersamaan menyebabkan berkurangnya efek antikoagulan.
• Pemberian Ascorbic acid dengan Aspirin secara bersamaan menyebabkan efek Ascorbic acid menurun, Ascorbic acid dosis tinggi (>2000 mg/hari) dapat meningkatkan kadar Aspirin dalam darah hingga mencapai level toksik.
• Pemberian Ascorbic acid dengan Barbiturate dapat memperpanjang efek Barbiturate.
• Pemberian Pil KB dengan Ascorbic acid secara bersamaan menyebabkan risiko hamil dapat meningkat jika digunakan Ascorbic acid dosis tinggi (1000 mg/hari). Perdarahan merupakan tanda terjadinya interaksi.
• Penggunaan Ascorbic acid dengan takaran 250-500 mg dapat mengurangi interaksi tersebut.
• Penggunaan Quinidine dengan Ascorbic acid secara bersamaan dapat mengakibatkan pemanjangan masa kerja Quinidine.
• Penggunaan Quinine bersamaan dengan Ascorbic acid dapat mengakibatkan pemanjangan masa kerja Quinine.
• Penggunaan Primidone dengan Ascorbic acid dapat menyebabkan pemanjangan masa kerja Primidone.
• Pemberian Ascorbic acid bersamaan dengan uji kadar glukosa dalam urin mungkin dapat menyebabkan terjadinya kesalahan hasil uji ketika mengukur kadar gula dalam urin penderita diabetes.
• Ascorbic acid dapat berinteraksi dengan obat yang menginduksi desaturasi Ascorbic acid jaringan termasuk Aspirin, nikotin dari rokok, alkohol, beberapa penekan nafsu makan, zat besi, Phenytoin, beberapa obat antikonvulsan, komponen estrogen atau kontrasepsi oral dan Tetracycline.
Simpan pada suhu 2-8°C, terlindung dari cahaya. Simpan produk dalam dus asli hingga produk akan digunakan.